Oleh : Jamal Fauzi
اَللهُ أكبر ×9 لا الهَ الا الله والله أكبر، الله أكبر ولله الحمد،الله أكبر، هذَا الْيَوْمُ يَوْمُ الْعِيْدِ، جَعَلَ اللهُ الْعَوْدَ وَالصُّعُوْدَ إِلَى مَرْضَاتِ اللهِ الْمَحْبُوْبِ. اللهُ أكبر، اَلَّذِىْ قَدْ أَوْجَبَ فِيْهِ لِعِبَادِهِ الْمُؤْمِنِيْنَ زَكَاةَ الْفِطْرِ تَزْكِيَّةً لِلنَّفْسِ وَتَنْمِيَةً لِعَمَلِهَا الْمَرْغُوْبِ. اَللهُ أكبر. الَّذِىْ جَعَلَ يَوْمَ عِيْدِ الْفِطْرِ ضِيَافَةً لِعِبَادِهِ وَسُرُوْرًا لَهُمْ بِجِهَادِ أَنْفُسِهِمْ وَقْتَ الصِّيَامِ الْمَغْلُوْبِ. أَحَلَّ اللهُ الطَّعَامَ وَحَرَّمَ الصِّيَامَ الْمَسْلُوْبَ.
اَلْحَمْدُ للهِ، اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِىْ جَعَلَ قُلُوْبَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بَهْجَةً وَسُرُوْرًا بِاتِّبَاعِ النَّبِيِّ الْمُرْسَلِ تَبْشِيْرًا وَتَنْذِيْرًا. وَدَاعِيًا إِلَى اللهِ سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إلَهَ إِلَّا اللهُ الَّذِىْ جَعَلَ الْجَنَّةَ ضِيَافَةَ الْكُبْرَى وَلَهُ الْآمِرُ بِالتَّوْبَةِ الصَّادِقَةِ بَاطِنًا وَظَاهِرًا. وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْآمِرُ لِأُمَّتِهِ عَنِ التَّحَافُظِ قَبِيْحًا وَزُوْرًا.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحَابَتِهِ الَّذِيْنَ كَانُوْا لِبَعْضِهِمْ ظَهِيْرًا. اَمَّا بَعْدُ :
اُوْصِيْنِىْ نَفْسِيْ وَاِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ مَنِ اتَّقَى وَقَدْ خَابَ مَنْ طَغَى. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
اَللهُ أكبر ولله الحمد, اَللهُ أكبر, اَللهُ أكبر.
Kaum muslimiin Jemaah Idul Fitri yang berbahagia.
Mengawali khutbah di hari yang bahagia ini, khatib senantiasa mengajak untuk selalu mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan Allah. Kita dapat berkumpul dan datang berbondong-bondong, di masjid ini, tempat ibadah yang mulia ini. Kenapa hal ini wajib kita syukuri? Karena masih banyak tetangga kita bahkan saudara kita yang tidak bisa ikut berkumpul melaksanakan Idul Fitri 1445 H ini, karena kesibukan bekerja, atau uzur karena sakit, dan mungkin ada juga yang lalai dengan kesengajaan tidak mau mengikuti hari raya ini.
اَللهُ أكبر ولله الحمد, اَللهُ أكبر, اَللهُ أكبر.
Kaum muslimiin Jemaah Idul Fitri yang berbahagia.
Shalawat dan salam mari selalu kita sampaikan kepada Rasullah Muhammad SAW. Karena atas jasa dan perjuangan dari Nabiullah itu, kita dapat merasakan betapa nikmat dan indahnya hidup dalam agama Islam. Maka itu, mari kita hiasi hari-hari kita dengan selalu bersholawat kepada Rasulullah SAW.
Bagi kita yang menghiasi hari-hari dengan Shalawat maka Allah berjanji akan mengampuni segala dosa dan kesalahan, menerima doa yang dipanjatkan, melapangkan rezeki dan tentuanya mendapakan syafaat dari Rasullah di hari akhir nantinya.
اَللهُ أكبر ولله الحمد, اَللهُ أكبر, اَللهُ أكبر.
Kaum muslimiin Jemaah Idul Fitri yang berbahagia.
Sebagai orang yang beriman, bertaqwa kepada Allah merupakan kewajib yang mesti dilaksanakan. Wujudnya menjalankan segala amal shaleh yang ditetapkan Allah dan Rasulnya. Karena dalam kehidupan abadi di akhirat kelak, tidak ada yang bermanfaat bagi kita kecuali takwa dan amal saleh.
Untuk itu, saya berwasiat kepada diri khatib pribadi dan hadirin semua agar senantiasa berusaha untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah Ta’ala dengan melakukan semua kewajiban dan meninggalkan seluruh larangan. Allah berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam. (Q.s. Ali Imran :102)
اَللهُ أكبر ولله الحمد, اَللهُ أكبر, اَللهُ أكبر.
Kaum muslimiin Jemaah Idul Fitri yang berbahagia.
Bulan Ramadhan, disebut bulan pengampunan dan ladang amal serta pahala bagi kita yang melaksanakan ibadah di dalamnya. Karena Ramadhan, Pahala dilipatgandakan dan karena Ramadhan do’a-do’a dikabulkan. Maka sangatlah merugi orang-orang yang tidak menjalankan rangkaian Ramadhan dari awal hingga akhir Ramadhan.
Di bulan-bulan biasa kita sering lalai dalam ibadah, sering melakukan maksiat dan sering melakukan dosa-dosa. Lebih suka scroll HP disbanding lembaran mushaf, lebih bangga bukber disbanding I’tikaf, lebih senang ngabuburit dibanding zikir.
Bukankah setiap kita, mengharapkan bonus dari atasan atas kinerja kita? Sering pula kita mengharap diskon dari setiap pembelanjaan jual beli kita? Ramadhan bulan bonus, sekaligus diskon besar-besaran langsung dari penguasa alam yang maha kaya, Allah SWT. Bulan Ramadhan sebagai hadiah terindah dan teristimewa dari Allah SWT untuk kita, orang-orang pilihan, orang-orang beriman. Maka sangat merugi bahkan rasul mengatakan sangat celaka bagi orang yang mengabaikannya.
Tidak ada tarawih dibulan lain, tidak ada lailatul qadr dibulan lain, Tidak ada pahala dilipatgandakan dibulan lain.
Kaum Muslimin Rahimakumullah
Ramadhan juga merupakan bulan pendidikan bagi kita atau disebut Madrasah ramadhan. Dalam Madrasah Ramadhan, kita tidak hanya dididik untuk memperbaiki hubungan dengan Allah Ta’ala. Tapi juga dilatih untuk memperbaiki hubungan dengan sesama manusia dan bahkan sesama makhluk dialam dunia.
Pada hari ini, di hari raya ini, kita semestinya merayakan kemenangan sebagai orang-orang yang berhasil melewati berbagai rintangan selama menjalani pendidikan di Madrasah Ramadhan. Kita rayakan keberhasilan dalam menundukkan hawa nafsu. Kita rayakan kesuksesan dalam mengalahkan tipu daya setan. Kita rayakan kemenangan karena telah melewati Ramadhan dengan berbagai ibadah dan kebaikan. Di hari raya ini, kita juga semestinya merayakan kelulusan dari Madrasah Ramadhan dengan meraih predikat sebagai orang-orang yang bertakwa.
Wujud dari perayaan tersebut diatas adalah dengan selalu mengucapkan takbir, tahmid, dan tahlil. Kerena semua itu tidak lepas dari karunia dan pertolongan Allah Ta’ala.
اَللهُ أكبر ولله الحمد, اَللهُ أكبر, اَللهُ أكبر.
Kaum muslimiin Jemaah Idul Fitri yang berbahagia.
Perlu kita ingat dan pahami dan pertanyakan juga Sebaliknya, jika keluar dari Madrasah Ramadhan kita belum menjadi pribadi yang bertakwa, belum berhasil menundukkan hawa nafsu dan masih kalah dengan tipu daya setan, pantaskah di hari yang fitri ini kita merayakan kemenangan? Layakkah kita berhari raya pada hari? Sejatinya pula, apa yang kita rayakan pada hari raya ini jika kita belum benar-benar menjadi orang-orang yang bertakwa?
Oleh karena itu, hadirin sekalian, marilah kita bermuhasabah. Kita introspeksi dan evaluasi diri kita. Apakah kita telah layak merayakan kemenangan di hari raya ini?
اَللهُ أكبر ولله الحمد, اَللهُ أكبر, اَللهُ أكبر.
Kaum muslimiin Jemaah Idul Fitri yang berbahagia.
Ramadhan tiada lain adalah salah satu madrasah yang menempa diri kita menjadi pribadi yang lebih baik. Yaitu pribadi yang memenuhi hak Allah dan hak sesama hamba. Ketika menjalani pendidikan dan pelatihan di Madrasah Ramadhan, kita ditempa untuk menerima berbagai pelajaran. setidaknya ada 5 pelajaraan yang bisa kita petik, diantaranya :
Pertama, takwa. Tujuan utama dari puasa adalah la’allakum tattaquun. Artinya, puasa Ramadhan diwajibkan agar menjadi wasilah bagi kita untuk meraih dan dan bahkan meningkatkan ketakwaan. Ketika tahun lalu di level puasa awam, berpuasa menahan lapar dan dahaga serta kemaluan semata. Ditahun ini kita meningkatan puasa ke level khawas, bukan hanya syahwat makan, minum dan dan menjaga kemaluan, akan tetapi mata berpuasa sehingga tidak melihat yang haram. Lisan berpuasa sehingga tidak mengucapkan perkataan yang diharamkan.
Begitu pula, hidung, telinga, tangan, kaki dan seluruh anggota badan ikut berpuasa sehingga tidak melakukan perkara-perkara yang diharamkan. Bahkan jika mampu tahun ini naik ke level tertinggi yaitu puasa khawasul khawas, sebagaimana puasanya para salafus shalih, hati juga ikut berpuasa. Puasanya hati adalah mencegahnya secara total dari pikiran-pikiran duniawi dan segala hal selain Allah Ta’ala.
Kedua, sabar. Di Madrasah Ramadhan, kita dilatih dan dididik untuk bersabar. Dengan berpuasa, kita belajar sabar dengan tiga jenisnya sekaligus: sabar dalam melakukan ketaatan, sabar dalam menjauhi kemaksiatan dan sabar dalam menghadapi musibah. Selama Ramadhan, kita bersabar dalam melakukan shalat-shalat fardlu maupun sunnah, sabar dalam membaca Al-Qur’an, sabar dalam beri’tikaf di masjid dan sabar dalam menjalankan berbagai amal kebaikan yang lain. Serta sabar dalam menghadapi ujian yang dating kepada kita berupa musibah atau kekurangan harta.
Ketiga, mujahadah. Puasa mengajarkan kepada kita untuk melakukan mujahadah, yaitu berjuang menghadapi hawa nafsu dan godaan setan dalam berbagai bentuknya.
Keempat, mengendalikan amarah dan tidak membalas keburukan dengan keburukan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya puasa adalah perisai, jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa maka janganlah bersikap keji dan jangan bertindak bodoh, jika ada orang yang mengganggunya atau mencacinya maka hendaklah ia berkata: aku sedang berpuasa, aku sedang berpuasa”(H.R. al-Bukhari dan Muslim).
Kelima, menjaga persatuan, kebersamaan dan saling tolong menolong serta berempati kepada orang yang membutuhkan. Madrasah Ramadhan mengajarkan kepada umat Islam untuk bersatu dan saling tolong menolong. Shalat tarawih berjamaah, tadarus Al-Qur’an bersama, berbuka puasa bersama di waktu yang sama, berbagi takjil di jalanan, i’tikaf bersama di masjid, kegembiraan menyambut hari raya yang sama, itu semua adalah jembatan yang menghubungkan antar hati yang sebelumnya mungkin saling membenci, perekat antar jiwa yang sebelumnya mungkin saling memusuhi serta wasilah yang mendekatkan antar warga yang sebelumnya mungkin saling menjauhi. Lalu zakat di akhir Ramadhan adalah perwujudan dari semangat saling tolong menolong dalam kebaikan dan membantu saudara- saudara sesama muslim yang membutuhkan.
Itulah lima poin di antara sekian banyak pelajaran dari Madrasah Ramadhan. Jika seluruh pelajaran itu sudah berhasil kita terapkan di bulan Ramadhan, marilah kita mempertahankannya setelah kita meninggalkan Ramadhan. Jika kelima pelajaran itu telah menghiasi diri kita baik di bulan Ramadhan maupun di luar bulan Ramadhan, sungguh kita termasuk orang-orang yang mulia menurut Allah Ta’ala. Alangkah indah dan bahagianya kita jika telah menjadi pribadi yang bertakwa, ikhlash dalam menjalankan ketaatan, selalu bersabar, kuat menundukkan hawa nafsu dan mengalahkan godaan setan, mampu menjaga lisan, dapat mengendalikan amarah dan tidak membalas keburukan dengan keburukan, menjaga persatuan dan kebersamaan dengan saudara sesama muslim, senantiasa menyambung silaturahim, memperbanyak sedekah serta selalu mengingat kematian dan kehidupan akhirat. Lebih dari itu apalagi yang kita inginkan?
Dengan menerapkan 5 pelajaran itu secara istiqamah, kita telah menjadi hamba yang diridhai Allah dan kelak kita akan meraih kebahagiaan yang sejati, hakiki dan abadi di akhirat.
Akhirnya kita berdoa mengharap puasa kita, merupakan puasa yang paling berkualitas dari puasa Ramadhan tahun-tahun sebelumnya. Ya, Allah yang maha pengabul doa, Kabulkan doa kami, puasa kami, shalat kami, tarawih kami, tadarus dan tahajjud kami. Semoga puasa kami dijadikan sayap-sayap agar bisa melewati siratal mustaqin yang penuh dengan kengerian dan menakutkan. Ya Allah Ya Rahman Ya Rahiim, haramkan tubuh kami yang lemah ini masuk ke dalam nerakamu yang mengerikan, dan memasukkan kami ke jannahmu tanpa hisab.
اَللهُ أكبر ولله الحمد, اَللهُ أكبر, اَللهُ أكبر.
Kaum muslimiin Jemaah Idul Fitri yang berbahagia.
Demikian khutbah Idul Fitri pada pagi hari yang penuh keberkahan ini. Semoga Allah menganugerahkan kepada kita kemampuan dan kekuatan untuk mengamalkan berbagai pelajaran dari Madrasah Ramadhan dalam kehidupan kita sehari-hari. Dan mudah-mudahan kita diberikan panjang umur serta dipertemukan kembali dengan Ramadhan pada tahun yang akan datang.
أقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم , فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم
اللهُ اَكْبَرُ (٣×) اللهُ اَكْبَرُ (٤×) اللهُ اَكْبَرُ كبيرًا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذي وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدْقِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ